Isi Artikel Utama

Abstrak

Sungai menghasilkan agregat dengan karakteristik yang berbeda, khususnya Kabupaten Garut dilalui oleh Sungai Cimanuk. Sungai Cimanuk mempunyai pola aliran yang berbeda-beda, sehingga kualitas agregat yang dihasilkan juga berbeda- beda. Setiap pola aliran menghasilkan material kerikil sungai yang bisa digunakan untuk campuran agregat kasar pada campuran pembuatan beton. Penggunaan struktur beton menyebabkan tingginya permintaan material, dibutuhkan inovasi guna mencari pengganti agregat. Agregat alami menjadi pilihan untuk bahan campuran beton, salah satunya agregat alami adalah kerikil alami yang berasal dari sungai. Penulis meneliti pengaruh dari penggunaan kerikil alami sebagai agregat bu pada campuran beton yang dikombinasikan dengan agregat (Spilt Ex. Garut). Proses dalam penelitian ini di Uji Laboratorium STT Garut. Agregat kerikil alami hasil produksi langsung dari Sungai Cimanuk. Penggunaan kerikil alami pada campuran beton yang divariasikan menjadi 5, 10%, dan 15% digunakan rancangan mix design SNI 7833-2012. Berdasarkan nilai kuat tekan yang dianalisis menggunakan trendline dan pembatasan ± 5% untuk mendapat hasil nilai relevan menujukan adanya peningkatan pada campuran variasi 5% sebesar 1,81%, 0,87% pada variasi 10%, 8,72% dan 3,01 pada variasi 15%.

Rincian Artikel

Cara Mengutip
[1]
S. Arian, R. Roestaman, dan S. Permana, “Pengaruh Penggunaan Agregat Kasar Kerikil Alami Terhadap Mutu Beton”, Jurnal Konstruksi, vol. 19, no. 1, hlm. 52-59, Agu 2021.

Referensi

[1] S. N. Indonesia and B. S. Nasional, “Persyaratan beton struktural untuk bangunan gedung,” 2013.
[2] P. Air, “No Title,” pp. 89–119, 2002.
[3] A. Arman, D. T. Sipil, and M. T. Sipil, “Pengaruh penambah agregat kasar alami sebagai pengganti batu pecah untuk beton mutu normal,” vol. 2, no. 1, pp. 3–6, 2015.
[4] D. I. Kabupaten and P. Pariaman, “Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X Jurnal Momentum ISSN : 1693-752X,” vol. 14, no. 1, 2013.
[5] P. J. P. P. dan P. I. Wilayah and Diklat, “Rancangan Campuran Beton,” no. Mix Design Beton, p. 63, 2017.
[6] S. Reologi, V. A. Pen, and R. B. Alkam, “PENGARUH VARIASI WAKTU PEMBEBANAN TERHADAP,” vol. 14, no. 4, pp. 208–218, 2018.
[7] B. A. B. Ii and T. Pustaka, “No Title,” pp. 4–34.
[8] Indonesian National Standardization, “SNI 7656:2012 ‘The procedure of selecting proportion for normal, heavyweight, and mass concrete,’” Badan Stand. Nas., 2012.
[9] “Spesifikasi bahan bangunan bagian a (bahan bangunan bukan logam ),” p. 6861, 2002.
[10] J. T. Sipil and U. W. Dharma, “Pemanfaatan Limbah Plastik sebagai Pengganti Agregat Kasar pada Campuran Beton,” vol. 6, no. 1, pp. 21–29, 2019, doi: 10.21063/JTS.2019.V601.04.
[11] C. Hrs-base, “Studi komparasi pemanfaatan batu pecah tangan dan,” 2018.